oleh

Antasari Azhar Didorong Pimpin PSSI

-Berita-497 Dilihat


KOSONGNYA jabatan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) banyak menuai pro dan kontra. Salah satunya mendapat sorotan tajam dari pengurus PSSI Kabupaten Buru Amustofa Besan, SH. Menurutnya, pengurus PSSI ditingkat Kabupaten Buru, provinsi Maluku sangat mengharapkan sosok Ketua umum PSSI yang bisa mengayomi, dan bahkan berani bertindak.

Bahkan, lanjutnya, banyak pemain seperti Salem Alkatiri yang pernah dikirim ke Brazil, dan Ely Idris hingga mengakhiri masa pensiun di sepak bola Indonesia yang hingga menjadi pelatih nasional.

“Dan banyak lagi pemain pemain dari daerah kami yg berada di beberapa club, dan di daerah Jawa dan Sulawesi yang berkembang di masa itu, tapi sekarang tidak jarang melahirkan pemain-pemain handal,” ujar wakil bupati Buru itu.

Amustofa menyebut  Iwan Budianto, yang kini menjabat Plt Ketua Umum PSSI dinilai belum menunjukkan perubahan secara menyeluruh sampai ke tingkat daerah (kabupaten/kota).

“Hal ini menandakan bahwa hanya kepentingan daerah tertentu saja padahal di wilayah kami pernah menciptkan pemain pemain sepak bola nasional (tim pssi )yang handal seperti Salem Alkatiri yang pernah dikirim ke Brazil,” ujarnya, Jakarta, Sabtu (31/5/2019).

Dia juga menorot tajam kinerja Plt Ketum PSSI yang dinilai tidak signifikan. Karenanya dibawah kepemimpinan Iwan Budianto perlu direvitalisasi.

“Kedepan pengurus PSSI idak terlibat mafia serta bebas dari hukuman,” ujarnya.

Dia secara terang-terang mengemukakan, sosok mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar sangat tepat untuk memimpin institusi olahraga sepak bola Indonesia.

“Sosok ini terlihat di diri Antasari Azhar yang dimana mantan pimpinan KPK ini berani dalam bertindak dan menghancurkan para koruptor,” tambah Amustofa.

Dia menegaskan, bila Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar  pada bulan Juli ini tanpa pemilihan Ketua Umum akan menambah suram wajah PSSI. Dipastikan, PSSI akan didominasi wajah-wajah lama yang selama ini tidak membawa kepastian di tubuh PSSI.

Sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh mantan kapten Macan Kemayoran Nur Alim mengaku prihatin dengan carut-marutnya kondisisi PSSI. Jabrik, sapaan, mantan kapten Macan Kemayoran juara 2001 berharap PSSI dipimpin oleh orang-orang yang memiliki integritas dan mau mengorbankan waktu dan hidupnya untuk sepak bola Indonesia.

Menurut Jabrik, hal itu ada dalam jiwa Antasari Azhar. Pengalamannya sebagai mantan Ketua KPK tak perlu diragukan lagi.

Antasari dinilai sangat berguna bagi PSSI nantinya dalam menyikapi dan adanya kasus pengaturan skor seperti yang saat ini sedang menggerayangi tubuh PSSI.
Jabrik juga mengklaim, meski belum diucapkan secara resmi kepada publik, puluhan eks pemain Persija maupun Timnas Indonesia sepakat mendukung Antasari Azhar untuk jadi orang nomor satu PSSI.

“Saya sudah bicara dengan pemain lain seperti Rocky Putiray, Ponaryo Astaman dan mantan pemain Persija lainnya. Mereka setuju dan mendukung Antasari Azhar,” ujar Jabrik.

“Kami tidak memiliki kepentingan apapun. Hanya saja kami resah melihat sepak bola negeri ini sekarang. Pengurus PSSI saat ini harus diganti semua karena tidak dapat berbuat banyak untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Ketua PSSI ke depan harus mempunyai kriteria tertentu, yaitu berani, dan tidak terlibat korupsi,” jelasnya. (ral/fita)