oleh

5 Sajian Khas Bubur untuk Berbuka Puasa

-Kuliner-840 Dilihat

LintasDaerah | Banyak Pilihan Makanan untuk berbuka puasa, akan tetapi menyantap Bubur untuk berbuka puasa baik untuk kesehatan lambung kita. Setelah seharian kita istirahatkan lambung untuk berpuasa alangkah baiknya jika pertama kali kita menyantap bubur agar lebih mudah dicerna oleh lambung.

Berikut 5 Sajian Khas Bubur di beberapa daerah di Indonesia

Bubur Samin, Masjid Darussalam – Solo

bubur-samin
Bubur Samin, Khas Masjid Darussalam – Solo

Setiap Ramadan, Masjid Darussalam di Kelurahan Jayengan punya tradisi unik, yaitu memasak dan membagikan takjil bubur samin. Tradisi tersebut dimulai sejak Masjid Darussalam berdiri pada tahun 1911.

Bubur ini merupakan olahan khas Banjar, bubur yang di olah dengan bumbu kare ini pada awalnya dibuat oleh para pedagang batu permata dari Banjar, Kalimantan yang bermukin di Solo.

Cita Rasa khas Banjar dari bubur ini menyeruak melalui kehadiran rempah-rempah, seperti kapulaga serta minyak samin. “Minyak samin inilah yang menjadikan bubur berwarna kekuningan.”

Wakil Walikota Achmad Purnomo menghadiri pembagian perdana Bubur Banjar Samin di Masjid Darussalam Kampung Jayengan, Serengan, Senin (6/5). Kegiatan tesebut sekaligus untuk membuka acara Festival kampung Ramadhan yang di adakan Pemerintah Kota Surakarta di Kelurahan Jayengan.

Bubur Peca, Masjid Shirathal Mustaqim – Samarinda

Ada Tradisi di Masjid Shirathal Mustaqim yang merupakan salah satu masjid tertua yang tercatat di Samarinda, mungkin juga Kalimantan Timur. Masjid yang dibangun ditahun 1880 ini pada Bulan Ramadhan menyajikan Bubur Peca sebagai makanan Bubur untuk Berbuka Puasa ( takjil ) untuk berbuka puasa.

Bubur-Peca
Bubur Peca, Khas Masjid Shirathal Mustaqim

Bubur Peca ini merupakan makanan khas dari daerah Bugis, Sulawesi Selatan, biasanya Bubur Peca pada daerah Bugis dibuat pada bulan Muharram, mungkin ini ada kaitannya yang dalam sejarahnya, orang pertama yang tinggal dan membangun Samarinda adalah pendatang dari Sulawesi Selatan yang telah beragama Islam.

Para pendatang diizinkan oleh Kesultanan Kutai untuk membangun pemukiman di kawasan yang kini bernama Samarinda.

Bubur Muhdhor, Masjid Muhdhor Kampung Arab – Tuban

Bubur untuk Berbuka Puasa
Antri Bubur Muhdhor, Masjid Muhdhor Kampung Arab – Tuban

Bubur Muhdhor merupakan olahan bubur dengan bumbu gulai, sesuai masjid tempat memasak bubur tersebut bubur ini dinamakan bubur Muhdhor.

Tradisi menyajikan Bubur untuk Berbuka Puasa ini sudah turun temurun di Masjid ini, Setiap hari saat bulan Ramadhan, para Takmir Masjid akan memasak Bubur untuk Berbuka Puasa yang kemudian dibagikan kepada warga sebagai makanan takjil berbuka puasa.

Bubur terbuat dari beras dengan dicampur bumbu gulai, santan, garam, dan rempah-rempah khas Timur Tengah. Untuk membuat bubur ini, setiap harinya menghabiskan beras sampai 30 kilogram beras.

Bubur Sayur Lodeh, Masjid Sabiilurrosyaad – Bantul

Masjid Sabiilurrosyaad - Bantul
Masjid Sabiilurrosyaad – Bantul

Tradisi berbuka dengan menu khas bubur sayur lodeh sejak masa Panembahan Bodho, pada setiap Jumat sore di masjid peninggalan Panembahan Bodho untuk berbuka puasa dengan menu takjil bubur sayur lodeh.

Masjid ini terletak di Kauman, Wijirejo, Pandak, Bantul, DI Yogyakarta, Panembahan Bodho merupakan murid dari Sunan Kalijaga dengan nama asli Raden Trenggono yang merupakan seorang Adipati Terung III (abad 15 M) dan seorang ulama besar dalam penyebaran Agama Islam di daerah ini.

Masjid Sabiilurrosyaad ini merupakan Masjid Tua peninggalan dari Panembahan Bodho yang dibangun pada awal abad ke-15.

Bubur Koja, Masjid Jami Pekojan – Semarang

Tradisi menyediakan Bubur Koja di Masjid Masjid Jami Pekojan, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Semarang ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kota Semarang tempo dulu yang merupakan kawasan perdagangan dan menjadi tujuan aktivitas perdagangan multietnis.

Bubur untuk Berbuka Puasa ini merupakan olahan bubur nasi yang menggunakan resep khas India yang memiliki kekuatan citarasa rempah-rempah.

Karena pada awalnya dahulu yang membuat merupakan warga etnis Koja, keturunan etnis Tamil, India, maka banyak masyarakat Semarang dahulu menyebut Bubur Koja ini dengan sebutan Bubur India.

Sampai saat ini tradisi menyediakan bubur koja ini masih terpelihara di Masjid Jami Pekojan, Semarang. Pengurus Masjid Jami Pekojan tak kurang menyediakan 300 lebih porsi bubur koja ini setiap harinya menjelang berbuka puasa.