oleh

Terdampak Overpass Purwosari, PDAM Berikan Jaminan Layanan

-Berita-712 Dilihat

Pembangunan overpass di perlintasan sebidang Purwosari tengah disiapkan pemerintah pusat. Rencananya proyek tersebut bakal dimulai awal tahun depan.

Meski pembangunan konstruksi sepenuhnya ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), Pemkot Surakarta tetap mendapatkan peran yang tak kalah penting. Yakni memastikan lokasi pembangunan tersebut clean and clear  (legal dan tidak bermasalah).

Sayangnya, dari pemetaan awal Pemkot mendeteksi adanya berbagai jaringan utilitas di lokasi proyek. Baik jaringan telepon, listrik, air bersih hingga pohon peneduh.

“Seluruh utilitas itu harus direlokasi, karena nantinya akan terdampak pembangunan overpass. Kami sudah berkoordinasi dengan instansi pemilik masing-masing utilitas, agar mereka bisa memindahkan jaringan itu ke lokasi baru,” terang Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Surakarta, Joko Supriyanto.

Dari seluruh jaringan tersebut, Joko menyebut bahwa pemindahan pipa milik Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta merupakan relokasi utilitas paling krusial. Selain panjangnya mencapai ratusan meter, pipa tersebut masih difungsikan PDAM sebagai salah satu jaringan distribusi utama air bersih.

“Jaringan pipa kuno yang terpasang sejak zaman kolonial Belanda. Letaknya di median Jalan Slamet Riyadi, jadi nantinya akan kena pondasi fly over.”

Akhirnya kebijakan khusus diambil Pemkot, lantaran PDAM merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). “Jika penyediaan anggaran pemindahan utilitas lain menjadi tanggung jawab pemilik, khusus pemindahan pipa PDAM sepenuhnya dibiayai APBD,” tegas Joko.

Biaya sekitar Rp 9,1 miliar pun disiapkan Pemkot, agar pemindahan pipa kuno milik PDAM itu bisa direalisasikan. “Kemungkinan pemindahan itu dilakukan awal tahun depan, karena dananya dialokasikan dalam APBD 2019 . Kami juga harus melelang pemindahannya dulu. Sementara itu, PDAM sudah diminta menyiapkan detail engineering design (DED) jaringan pipa baru,” urai Joko.

Direktur Teknik PDAM Surakarta, Tri Atmojo, membenarkan adanya rencana pemindahan pipa transmisi air bersih tersebut. “Saat ini DED sedang disusun konsultan dan kami sudah survei lapangan. Jika tidak banyak revisi desain itu selesai akhir November, sebelum diserahkan kepada DPUPR sebagai dokumen lelang,” terang dia.

Berbagai dampak negatif dari proses pemindahan pipa ratusan meter, mulai persimpangan Jalan Samratulangi hingga sisi barat persimpangan Purwosari itu, coba disiasati PDAM. Maklum saja, selama ini pipa tersebut melayani kebutuhan air bersih bagi sekitar 12.000 sambungan rumah (SR) di Solo wilayah tengah. Debit airnya pun relatif besar, yakni 150 liter per detik.

“Pipa itu akan dipotong, lalu disambungkan ke jaringan pipa baru yang sudah disiapkan di sisi selatan jalan. Letak pipa pengganti tersebut kira-kira 10-12 meter dari as Jalan Slamet Riyadi. Penghentian distribusi air hanya dilakukan saat pemotongan dan penyambungan pipa. Paling lama dua hari, paling cepat satu hari,” beber Tri.

Sembari menunggu pemotongan dan pemindahan pipa, manakala dibutuhkan PDAM siap mengalihkan jalur distribusi air bersih ke pipa lain di lokasi terdekat. Bahkan seandainya terjadi kekurangan pasokan, instansi itu juga menjanjikan dropping air bersih kepada pelanggan terdampak. “Ada delapan unit truk tangki yang siap menyuplai air ke rumah pelanggan.” (**)