Lintas Daerah
  • Home
  • Berita
  • Investasi Usaha
    • Syariah
    • Bisnis Digital
  • Sejarah Budaya
  • Wisata
    • Kuliner
  • Serba Serbi

Lintas Daerah

  • Home
  • Berita
  • Investasi Usaha
    • Syariah
    • Bisnis Digital
  • Sejarah Budaya
  • Wisata
    • Kuliner
  • Serba Serbi

Strategi Pemerintah Kabupaten Bogor Hadapi Musim Kemarau

Strategi Pemkab Bogor Hadapi Musim Kemarau

Pemerintah Kabupaten Bogor terus berupaya melakukan serangkaian strategi untuk menghadapi kekeringan di beberapa kecamatan saat musim kemarau. Membuat embung air di daerah langganan kekeringan menjadi solusi permanen mengahdapi musim kemarau di Kabupaten Bogor. Hal tersebut dikatakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor saat berdialog di Radio Tegar beriman (Teman) 95,3 FM Diskominfo, Rabu (19/8).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo menjelaskan, pada kemarau tahun lalu data kami menunjukan musim kemarau relatif panjang sehingga dari 40 kecamatan, 28 kecamatan dan 200 lebih desa mengalami kekeringan. Alhamdulillah sampai bulan Agustus ini kemarau yang kita prediksi lebih panjang ternyata masuk ke bulan basah istilah yang digunakan BMKG, artinya masih ada hujan ditengah kemarau. Diperkirakan puncak musim kemarau terjadi pada pulan September. 

“Daerah terdampak yang paling kering tahun ini yakni kecamatan Jasinga, yakni ada 11 Desa yang mengalami kekeringan dan memohon bantuan air bersih. Melihat data yang ada pada penanganan tahun lalu BPBD bekerjasama dengan PDAM mengirim air untuk daerah-daerah yang terdampak kekeringan”, terang Joko. 

Baca juga :  Wapres Resmikan International Zakat Conference 2011

Baca Juga :  Sekda Reny Hadiri Tasyakuran HUT Ke-12 Koran Radar Bekasi

Joko menambahkan hasil evaluasi penanganan tahun lalu, baru 50 persen yang bisa tertangani. Untuk itu kebijakan kami di tahun ini, pertama penanganan daruratnya harus bisa menangani 50 persen lebih daerah-daerah yang kemungkinan mengalami kekeringan.

“Kita juga mendorong masyarakat untuk saling membantu saudara-saudaranya yang mengalami kekeringan. Jadi karena faktor alamnya ada daerah yang langganan keringan, ini yang harus dibantu air dari luar. Kemudian untuk daerah yang memungkinkan kita buatkan embung, kita akan coba anggarkan kembali sebagai cadangan air kita”, tambah Joko. 

Namun, lanjut Joko, ini juga kita harus lakukan dengan teliti karena jika kita buat embung kalau sumber airnya tidak cukup nanti hanya jadi sebuah empang yang tidak ada airny. Mudah-mudahan dengan kondisi kemarau musim basah ini tidak menjadi kendala lebih serius dibandingkan tahun lalu.   

Baca juga :  KBM Digilir Empat Kali, 487 Siswa Belajar di Tiga Kelas

“Mudah-mudahan prediksi BMKG benar bahwa puncak kemarau hanya sampai bulan September. Kedua, dikarenakan kebijakan Bupati lebih cepat menjangkau masyarakat, keterlibatan masyarakat juga sudah mulai nampak. Salah satunya ada komunitas yang menggerakan swadaya masyarakat membantu pemerintah menyediakan sarana air bersih. Sekarang mereka sedang bekerja di Jasinga, mereka berharap setelah selesai di Jasinga mereka lanjut ke kecamatan lainnya”, katanya. 

Baca Juga :  2 Pengedar Sabu Dibekuk di Jakarta Barat

Jadi, kata Joko, ini adalah contoh, yang dilakukan komunitas ini bisa menggugah masyarakat yang masih memiliki kelebihan air bisa turut membantu masyarakat lainnya yang membutuhkan. 

Selanjutnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yani Hasan memaparkan, tahun ini pertama kali dinyatakan ada daerah yang mengirimkan permohonan air itu dimulai pada tanggal 29 Juli. Kemudian, sampai dengan tanggal 12 Agustus kemarin, sudah ada 6 kecamatan yang memohon bantuan air diantaranya Jasinga, Cariu, Citereup, Ciampea, Tenjo, dan Cigudeg. Yang paling banyak ada di Jasinga, yakni 11 desa memohon bantuan air bersih. 

Baca juga :  Kenali Modus Kejahatan Korupsi

“Upaya-upaya yang dilakukan tidak melulu hanya merespon ketika ada bencana kita kirim air, kita juga mengupayakan membuat embung atau sumber-sumber air di daerah yang langganan kekeringan. Hanya saja ini butuh penelitian untuk meyakinkan di tempat tersebut sumber airnya cukup bahkan berlebih pada saat diperlukan”, papar Yani. 

Baca Juga :  Video Conference Update Penanganan Virus Corona Bersama Rekan Jurnalis Banjar

Untuk di Jasinga, terang Yani, kita masih belum menemukan sumber air, berbeda dengan kecamatan Tenjo dimana kita sudah menemukan sumber air yang cukup handal untuk menghadapi kekeringan. “ Jadi untuk Kecamatan Jasinga kita bersama dinas-dinas lainnya menyiapkan sumber-sumber air. Memang kalau kita sudah tau langganan kekeringan harus ada solusi yang permanen. Hanya diperlukan beberapa instrument diantaranya penelitian yang lebih lanjut. Tapi Insyaallah dengan ditemukannya sumber air yang handal di daerah Kecamatan Tenjo bisa membantu daerah lainnya yang berdekatan”, tandas Yani. (adv)

Baca Artikel Aslinya

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)

Terkait

Baca juga :

Utang BPJS Kesehatan ke RS Capai Rp 21,1...

Baca Buku Masih Jadi Favorit Anak-anak di CFD

Pembukaan Kursus Mahir Dasar Angkatan Ketiga

Ketua DPR Ajak Masyarakat Tolak Hasutan yang Rusak...

Pemkot Bekasi Gelar Tes CPNS Selama 5 Hari

Seabad Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor

Popular Posts

  • 1

    Margin Trading Bitcoin & Altcoins Bagi Pemula

  • 2

    Kemit Forest Wisata Edukasi diCilacap

  • 3

    Sayembara Desain Logo HUT Kota Bekasi Ke-24 Tahun 2021

  • 4

    Bank BJB Perketat Protokol Cegah COVID19

  • 5

    5 Mata Uang Kripto Terbaik Berdasarkan Market Cap

  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube

@2019 - LintasDaerah. All Right Reserved.