oleh

Solo Open 10K Siap Meriahkan Peringatan Hari Sumpah Pemuda

-Berita-471 Dilihat

Momentum Sumpah Pemuda begitu fenomenal bagi bangsa Indonesia. Semangat para pemuda tempo doeloe dalam mencetuskan ikrar pemersatu beragam suku, bangsa dan bahasa, menjadi salah satu peninggalan berharga yang wajib diwariskan kepada generasi muda.

Pemkot Surakarta pun bertekad menjaga warisan semangat pendahulu bangsa tersebut, melalui penyelenggaraan lomba lari bertajuk Solo Open 10K. Event perdana yang bakal digelar Minggu (28/10) itu, diharapkan mampu mencerminkan kegigihan para pemuda Indonesia untuk mencapai tujuan mereka, yakni persatuan dan kesatuan bangsa.

“Hampir seluruh persiapan sudah ready. Publikasi sudah diunggah dan pendaftaran telah dimulai hingga H-5 pelaksanaan kegiatan,” ungkap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Surakarta, Joni Hari Sumantri.

Rute lomba pun telah dipilih, yakni Tugu Makutha hingga Balai Kota Surakarta. “Para peserta juga akan melintasi overpass Manahan, yang disiapkan khusus bagi lintasan lomba.”

Membagi seluruh peserta ke dalam tiga kategori, Pemkot menyediakan hadiah total senilai Rp 127 juta bagi jawara Solo Open 10K. Selain itu 350 medali akan diberikan kepada pelari pertama yang sukses menginjak garis akhir. ”Seluruh peserta akan dibagi menjadi kategori umum putra dan putri, kategori pelajar putra dan putri, serta kategori TNI/Polri ASN khusus putra,” terang Joni.

Keputusan untuk membatasi peserta kategori terakhir itu, imbuh dia, didasari beberapa pertimbangan. ”Berdasarkan pengalaman event serupa dan rekomendasi Pengurus Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Surakarta, peserta dari kategori TNI/Polri ASN biasanya njomplang. Peserta putri tidak sebanyak peserta putra. Makanya kami pilih salah satunya, yakni putra saja untuk kategori ini,” jelasnya.

Meski baru pertama digelar, Pemkot tidak main-main dalam menyiapkan event tersebut. Joni mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan rekomendasi PASI agar lomba tersebut bisa menjadi kegiatan tahunan. ”Juaranya pun akan diberi sertifikat resmi.”

Status ’terbuka’ dalam Solo Open 10K juga membuat Pemkot menampung sebanyak mungkin peserta dari berbagai wilayah. Kabid Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga, Suhanto, menerangkan bahwa sejumlah atlet lari tingkat nasional mengaku siap mengikuti ajang tersebut. ”Bahkan ada dua pendaftar dari luar negeri, yakni dari Kenya. Sampai sekarang sudah ada sekitar 400 pendaftar, dan kami harap bisa terus bertambah,” kata dia.

Atlet-atlet tuan rumah, menurut Suhanto, juga terus didorong agar mengikuti Solo Open 10K. Pemkot ingin agar ajang tersebut bisa memotivasi dan menjadi sarana mereka untuk menguji kemampuan fisik. ”Kami juga ingin mencari bibit-bibit pelari jarak menengah dan jauh. Apalagi olahraga lari sudah mendapat perhatian dari masyarakat, serta sudah banyak atlet yang berprestasi dan membela Indonesia di ajang dunia. Jadi diharapkan ke depan Solo bisa menyumbang atlet lari ke tingkat nasional,” papar Suhanto.

Kini, penyelenggaraan Solo Open 10K kian dekat. Keseriusan Pemkot untuk menggelar ajang tersebut secara sempurna pun kian terlihat.

Salah satu buktinya adalah peniadaan hari bebas kendaraan bermotor atau Car Free Day (CFD) Jalan Slamet Riyadi, pada hari pelaksanaan Solo Open 10K. ”Kami tidak ingin peserta lomba terpaksa berbaur dengan pengunjung CFD, saat melintasi Jalan Slamet Riyadi. Selain mengganggu kelancaran peserta, rombongan pelari juga akan disertai voorijder dan ambulan. Kedua kendaraan itu jelas tidak bisa melintas area CFD, jika kegiatan itu tidak diliburkan,” tegas Joni.

Sosialisasi terkait peniadaan sementara CFD Jalan Slamet Riyadi sudah disebar Dinas Perhubungan (Dishub) selaku pengelola kegiatan bebas asap kendaraan bermotor tersebut. ”CFD terpaksa diliburkan karena Jalan Slamet Riyadi harus steril saat dilintasi peserta. Kami terus melakukan sosialisasi atas kebijakan ini,” terang Kabid Lalu Lintas Dishub Ari Wibowo.

Meski demikian, aktivitas pedagang kuliner dan pedagang kaki lima (PKL) lain di city walk Jalan Slamet Riyadi masih ditoleransi. ”Kami harap masyarakat bisa memaklumi kebijakan ini,” pinta Ari. (**)