BERITA BOGOR – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan secara langsung kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin untuk segera memulihkan wilayah terdampak bencana alam.
Salah satunya daerah terdampak bencana longsor dan banjir yang belum lama ini menerjang daerah Kecamatan Leuwiliang dan Pamijahan. Gubernur Jabar meyakinkan kehadirannya ingin menguatkan para korban, dan mencari solusi dari takdir Allah yang disebut bencana alam.
Arahan tersebut diterima saat mendampingi Gubernur mengunjungi korban bencana di Desa Purasari, Leuwiliang, Ahad (26/6/2022). Hadir pula Sekda Kabupaten Bogor beserta jajaran Forkopimda, Pemprov Jabar dan Pemkab Bogor membuktikan negara hadir di tengah-tengah bencana yang terjadi di Leuwiliang dan Pamijahan.
Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, permasalahan ini adalah permasalahan bersama, saya hadir membawa bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sementara di awal sebesar Rp.500 juta. Uang ini fokus untuk tanggap darurat dulu, untuk proses rekonstruksi silahkan diajukan lagi dikombinasi dengan dana darurat dari Pemkab Bogor.
“Setelah proses tanggap darurat, selanjutnya adalah proses rekonstruksi atau pemulihan yang harus kita monitor secara umum. Tolong hitung secara terukur kebutuhannya, wilayah yang terdampak harus kembali normal segera,” ucap Ridwan Kamil.
Selanjutnya, kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil, pastikan tempat pengungsi termonitor dengan baik, baik yang di rumah-rumah saudaranya maupun di pengungsian. Saya titip jangan sampai mereka sudah hilang harta benda, harus ditambah sulitnya memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saya ucapkan terima kasih, upaya gotong royong kita ini luar biasa, sehingga tidak perlu berlama-lama untuk mengembalikan keadaan kembali normal,” kata Kang Emil.
Kang Emil mengingatkan, mohon jangan ganggu aliran sungai, jangan sampai ada lagi sungai dialihfungsikan ke hal-hal yang tidak seharusnya, kejadian bencana ini harus jadi pelajaran.
“Negara harus tegas terhadap hal ini, karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Jangan sampai karena satu dua orang yang tidak mau paham, akhirnya yang dikorbankan masa depan orang banyak karena terjadinya bencana,” tandas Kang Emil.
Di Jawa Barat, wilayah Kabupaten Bogor diberkahi dengan banyak air. Hujan paling banyak di Kabupaten Bogor, sungai-sungai paling banyak se-Indonesia ada di Jawa Barat.
“Jadi urusan air, urusan hujan harus jadi berkah, jangan sampai jadi musibah karena kita tidak pakai ilmu untuk memahami takdir Allah dan menjalani kehidupan,” terang Gubernur Ridwan Kamil.
Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin, menjelaskan, kita sedang diuji, saya mengucapkan turut berduka cita kepada saudara-saudara kita yang terkena bencana alam di dua kecamatan yakni Leuwiliang dan Pamijahan.
“Kami akan secepatnya melakukan langkah-langkah recovery, saat ini kita sedang menghitung dan menghimpun data, jangan sampai ada yang terlewat. Kita akan dorong agar RT, RW, Kades didampingi Babinsa dan Babinkamtibmas, serta SKPD terkait agar segera menyerahkan data dan informasi untuk segera kita tindaklanjuti melalui pos anggaran Belanja Tak Terduga (BTT),” jelas Burhanudin.
Intinya, tambah Burhanudin, kita sudah bergerak dari awal kejadian, per hari ini saya kira bisa dilihat bantuan sudah masuk dari relawan, dari organisasi, bahkan dari Kapolri juga sudah memberikan untuk di Leuwiliang dan Pamijahan masing-masing 250 paket, ada juga dari Baznas, Chevron, PT. Antam dan lain-lain.
“Yang penting saya sudah tegaskan kepada kepala desa agar pengelolaan dan penyaluran bantuan ini dilakukan dengan baik. Kita juga siap bantu, di lapangan ada BPBD, Tagana dan yang lainnya,” ujar Burhanudin.
Untuk diketahui, data sementara gambaran umum bencana di Kecamatan Leuwiliang yang disampaikan oleh Camat Leuwiliang yakni, jalur terdampak adalah yang menghubungkan antara ⁷Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Sukabumi, terputus sepanjang 80 meter. Dengan 20 titik longsoran besar dan 44 titik longsoran kecil. Jalan terputus 2 titik, jembatan terputus 1 titik. Saat ini sudah diselesaikan beberapa titik longsoran dan pekerjaannya masih terus berjalan
Ada 10 rumah rusak berat, 90 rumah rusak ringan, 1 orang meninggal dan yang terdampak langsung ada hampir 177 KK. Kebanyakan ditampung di rumah-rumah saudaranya, untuk di Posko pengungsian hanya 20 orang. Kerusakan lahan pertanian hampir 35 hektar, kerugian peternakan yakni 20 ton ikan.
Terdapat 6 dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kebutuhan yang mendesak adalah normalisasi jalan, dan pembersihan lumpur, selanjutnya normalisasi sungai.
Sementara gambaran umum dampak bencana di Kecamatan Pamijahan yang disampaikan Camat Pamijahan yakni, kejadian bencana mengakibatkan 8 titik longsor dan juga banjir, dari kejadian tersebut ada 2 orang meninggal dunia. Kerusakan ada 60 unit yang rusak, rusak berat 11, selebihnya rusak sedang dan rusak ringan. Ada jembatan terputus, ada 3 sarana ibadah rusak, ada 2 jalan terputus karena longsor. Untuk kerugian peternakan terdapat 35 kambing yang mati, dan ratusan ikan ternak siap panen.
Sebanyak 371 warga yang terdampak langsung, sebagian ada yang tinggal di mushola dan sebagian lagi di rumah saudaranya. Kejadian longsor ini adalah yang kedua kalinya. Kecamatan Pamijahan adalah daerah zona merah rawan banjir dan juga longsor. Dari 15 desa, yang masuk zona merah ada 4 desa yakni Desa Purwabakti, Cibunian, Ciasmara dan Ciasihan. Khusus di Cibunian hampir setiap tahun terjadi banjir dan longsor. (tim)