oleh

Pupuk Urea Bersubsidi Dinanti

-Berita, Utama-1070 Dilihat

Pupuk Urea Bersubsidi Dinanti 233

BERITA BOGOR – Sejak bulan Desember 2021 keberadaan pupuk urea bersubsidi di agen terdekat jumlahnya terbatas, para petani yang memiliki kartu tani kembali mengeluh karena terlambat memberikan pupuk urea untuk tanaman padi dilahan sawah.

Keterlambatan pemberian pupuk urea pada tanaman padi akan beresiko kualitas padi menjadi rendah bahkan bisa mengalami gagal panen. Seperti diungkapkan Oman (48) petani padi di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Minggu (30/1/2022).

Oman mengaku hampir mengalami gagal panen lantaran keterlambatannya memberikan pupuk urea disawah miliknya. Ia pun berinisiatif mencari pupuk urea ditoko lainnya yang jaraknya cukup jauh dengan harga lebih mahal dari pupuk bersubsidi.

“Akhir tahun kemarin sempat terlambat menebar pupuk urea karena di agen resmi kehabisan stok saat membeli, mau ga mau saya beli ditempat lain. Sekarang juga kalau ke agen resmi masih susah beli pupuk urea bersubsidi pakai kartu tani,” ungkapnya.

Dirinya mengatakan lahan sawahnya yang memiliki luas sekitar 8000 meter di Kampung Cikuray membutuhkan lebih kurang 3 kwintal pupuk urea. “Kalau beli pupuk urea yang non subsidi harganya Rp150 Ribu per 50 kilogram. Jadi pengeluaran saya bertambah untuk beli pupuk, petani lain juga sama seperti itu,” kata Oman, anggota Kelompok Tani Cimenteng Jaya.

Di Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Ajit (52) juga berharap kepada pemerintah agar ketersediaan pupuk urea bersubsidi tercukupi karena harganya lebih terjangkau oleh para petani yang memiliki kartu tani. “Semoga aspirasi kami didengar oleh pemerintah untuk membantu kami para petani kecil di desa terpencil,” harapnya.

Sementara, Wakil Rakyat dari Daerah Pemilihan 2 Kabupaten Bogor, Ahmad Fathoni, mengatakan pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan masalah pemenuhan kebutuhan pangan yang mendasari pemerintah menetapkan ketahanan pangan sebagai fokus dalam pembangunan pertanian.

“Sedangkan ketahanan pangan sepenuhnya dipengaruhi oleh peningkatan produksi, dan pupuk menjadi salah satu sarana produksi yang berperan dalam peningkatan produksi tersebut. Dimana efektivitas penggunaan pupuk perlu didukung dengan akses memperoleh pupuk dengan harga terjangkau,” katanya.

Dirinya berharap Pemerintah bersungguh-sungguh untuk serius membantu petani. Baik pemerintah pusat maupun daerah, sebagaimana yang diucapkan Presiden Jokowi akan memberi perhatian pada petani.

“Perhatian kepada petani mestinya pada seluruh prosesnya, dari masa penyediaan lahan dan infrastruktur, penyediaan bibit unggul, penyediaan pupuk, pembinaan dan penyuluhan sampai pada jaminan harga hasil panenya,” jelasnya. 

Kedepan, lanjut Ahmad Fathoni, petani kita mestinya bisa berdaya, dan harus diingat, bahwa pangan akan menjadi kebutuhan yang akan sulit didapat jika kita tidak menjaganya. “Kita hanya berharap kebijakan presiden jangan hanya statemen belaka,” tutupnya.

Untuk diketahui, Melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 01 Tahun 2020 tentang Alokasi dan HET Sektor Pertanian Tahun 2020, Pemerintah memberikan pupuk bersubsidi kepada para petani dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional dengan menerapkan 6 Tepat, yakni tepat jumlah, tepat jenis, tepat harga, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat mutu. (Sab/Asb)

Artikel Terkait :

Baca Artikel Aslinya