oleh

Porwanas XIII Kuatkan Silaturahmi dan Ekonomi

Malang, (malangkota.go.id) – Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) ke XIII tahun 2022 digelar di Malang mulai 21-27 November 2022 di Malang Raya. Pesta olahraga wartawan bagi anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini mempertandingkan 10 cabang olahraga, yakni futsal, sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, dan e-sport.

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji memberikan cendera mata kepada Ketua PWI Pusat, Atal Depari

Lutfil Hakim selaku Ketua Umum Porwanas dalam acara jamuan makan malam dengan para kontingen pada Minggu (20/11/2022) malam di Gedung Malang Creative Center (MCC) mengatakan, bahwa gelaran ini diikuti 1.300 atlet yang didampingi 900 orang official. Pesta olahraga dua tahunan ini juga melibatkan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) sekitar 3.000 orang.

Ditambahkan pria yang juga Ketua PWI Jawa Timur itu, gelaran ini sebagai upaya untuk terus menguatkan silaturahmi antarwartawan dan juga ekonomi masyarakat. Di sisi lain, berbagai potensi ekonomi dan pariwisata yang ada di Malang Raya, khususnya Kota Malang akan semakin moncer. “Karena selain akan dikunjungi kontingen Porwanas, hal tersebut juga akan terpublikasi melalui pemberitaan,” sambungnya.

“Jadi ini saya kira yang akan menjadi satu kekuatan bagaimana kemudian para tamu ini bisa menggerakkan perekonomian terutama ekonomi kreatif. Ini juga menjadi bukti bahwa ini bukan sekadar event olahraga, tapi ini sebetulnya selain untuk bersilaturahmi dan menjunjung sportivitas di olahraga tapi juga ikut menggerakkan perekonomian daerah,” urai Lutfil.

Sementara itu, Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji juga memberi apresiasi positif atas gelaran ini. Menurutnya, bahwa even ini akan berdampak positif yang sangat besar bagi Malang Raya, terlebih bagi Kota Malang. Pihaknya juga mengapresiasi sisi lain dari para wartawan ini yaitu dengan berkompetisi dan meraih prestasi dalam olahraga.

Orang nomor satu di Pemkot Malang itu juga berpesan agar para wartawan tetap kritis dan mencerdaskan masyarakat. “Pilar demokrasi yang saat ini masih diandalkan adalah indepedensi dari teman-teman media, menjadi kontrol, edukator dan advokator pada kebijakan-kebijakan disparitas. Peran-peran seperti itulah yang dibutuhkan masyarakat,” papar Sutiaji. (say/ram)