oleh

Petani Masuki Masa Panen Cabai Keriting

Published by plid2018 on

BOYOLALI – Wilayah Selo; Kabupaten Boyolali memiliki iklim sejuk berada di lereng pegunungan yang cocok ditanami berbagi macam tanaman dataran tinggi seperti cabai keriting. Seperti hanlnya di Desa Jrakah; Kecamatan Selo, saat ini  merupakan masa panen untuk cabai varietas OR Twist 42 atau yang dikenal dengan varietas OR42. Seperti yang terlihat di hamparan ladang tanaman cabai keriting di desa setempat, sebanyak 40 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Ngudi Raharjo dan Ngudi Rahayu di Desa Jrakah antusias menyambut musim panen cabai keriting.

Menggunakan pola penanaman yang lebih modern, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali berusaha mewujudkan hasil panen yang memuaskan dan mampu memproduksi cabai sebanyak-banyaknya.

“Dan ada bantuan juga cultivator untuk memudahkan pertanaman sehingga kelompok tapi disini menanamnya juga lebih mudah. Sehingga Boyolali ini menjadi lumbungnya cabai yang mampu memasok wilayah Soloraya ini. Boyolali siap untuk menjaga agar tidak terjadi inflasi,” terang Kepala Dispertan Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto di sela peninjauan lahan pada pada Rabu (13/3).

Umur tanaman cabai yang dalam jangka tiga bulan bisa dipanen ini, apabila benar cara pemeliharaan sangat memungkinkan bisa berlanjut sampai dengan tujuh bulan agar bisa dipanen. Cuaca saat ini, harga cabai bisa mencapai Rp 10 ribu per kilogram yang dihasilkan dari lahan sekitar 10 hektar pada lahan swadaya. Sementara dari bantuan APBN ditanam pada lahan seluas 10 hektar.

“Kebetulan ada fasilitasi dari Dirjen holtikultura [Kementerian Pertanian] yang memang konsisten untuk membantu Boyolali. Bantuan dari APBN berupa benih, mulsa, ajir, cultivator dan handsprayer dan termasuk pupuk. Jadi bantuannya sangat komplit,” terangnya.

Panen raya sebesar 2 ton di 10 hektar, membuat Dispertan menggenjot agar petani ini mampu berproduksi lebih tinggi, dan mengharapkan di pihak lain untuk menjaga harga.

“Saya mengimbau kepada masyarakat untuk menanaman dengan pola yang lebih praktis, ramah lingkungan dan sehingga Indonesia tidak akan kekurangan cabai,” terangnya.

Hal tersebut disambut positif oleh salah satu petani cabai, Wiyono yang mengaku senang dengan adanya perhatian dari pemerintah. Ia berharapa pemerintah membantu dalam proses paska tanam terutama pemasaran hasil panen.

“Harapannya bisa menanam cabai dengan terus menerus dan bisa ke pemasaran yang lebih bagus, dan supaya hasil lebih maskimal,” harapnya. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)