BERITA BOGOR – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) BMKG juga merilis peringatan dini cuaca berpotensi hujan lebat dan angin kencang. BMKG mendata sebaran sumber gempa yang berpotensi terus aktif hingga Februari 2020.
Memasuki bulan Februari 2020 diprediksi peluang curah hujan intensitas lebat dan angin kencang masih terjadi di wilayah Jawa Barat. waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat petir pada pagi hari.
Prakiraan hujan intensitas sedang dan lebat di wilayah Bogor utara, Depok, Bekasi, Karawang, pada sore hingga menjelang malam hari di wilayah di wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, Subang, Bandung, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Garut, Tsikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran.
Baca juga : Perekaman KTP Elektronik Akan Dioptimalkan
Waspada Gempa Delapan Cluster
BMKG juga telah mendata delapan kluster atau sebaran sumber gempa yang berpotensi terus aktif hingga Februari 2020. Dasarnya, aktivitas gempa-gempa kecil atau zona aktif sepanjang Januari 2020.
Peta zona aktif bukanlah prediksi gempa sehingga masyarakat tidak perlu takut dan khawatir melainkan tetap waspada.
“Ini bisa jadi sampai Februari masih ada, tetapi bisa jadi pula ada kluster yang berubah tidak aktif atau bergeser ke zona lain,” kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Sabtu 1 Februari 2020.
BMKG mendata seluruhnya delapan kluster sumber gempa kecil itu. Mereka ada di daerah Nias, Simeulue, kemudian Bengkulu sebagai kluster yang pertama. Lalu Jawa Barat menjadi kluster tersendiri. Kelompok gempa di Bali, Lombok, Sumba di kelompokkan sebagai kluster ketiga. Kluster lain di Gorontalo, Laut Maluku, Ambon, Banda, dan Mamberamo Papua.
Baca juga : Usmar Hariman Soroti Penebangan Pohon Akibat Proyek Transmart Bogor
Dari peta itu terlihat adanya kluster atau gerombolan sebaran pusat-pusat gempa tektonik di beberapa wilayah. Meskipun besaran gempanya kecil dengan magnitude kurang dari 5,0 namun tetap disebut sebagai zona aktif. “Peta zona aktif bukanlah prediksi gempa sehingga masyarakat tidak perlu takut dan khawatir melainkan tetap waspada” kata Daryono.
Dirinya menjelaskan bahwa pergeseran zona aktif dari waktu ke waktu dimungkinkan sebagai dinamika aktivitas gempa tektonik di Indonesia. “Ini wajar karena wilayah kita memiliki sumber gempa yang banyak.” imbuhnya. (*)