oleh

Pakaian Pengantin Khas Boyolali Wahyu Merapi Pacul Goweng Dikenalkan di Banyudono

Published by plid2018 on

BOYOLALI – Masih dalam rangka mensosialisasikan pakaian pengantin khas Boyolali, Wahyu Merapi Pacul Goweng Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati Boyolali menggelar sosialisasi di Kecamatan Banyudono pada Selasa (19/2) di aula kantor kecamatan setempat. Seperti diketahui penamaan baju pengantin dengan Pacul Goweng karena memakai blangkon dan ditumpangi topi yang krowak [berlubang atau tidak utuh] pada bagian belakang menyerupai pacul yang sudah goweng.

Hal tersebut mengutip dari buku Tata Rias Pengantin Khas Boyolali Wahyu Merapi Pacul Goweng yang diterbitkan CV. Pura Warna Innova Semarang disebutkan terdapat tata rias dan pakaian pengantin khas Boyolali yang dinamakan Wahyu Merapi Pacul Goweng. Dalam buku yang diterbitkan pada Mei 2015 ini diceritakan pada masa perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 pada tempat yang disebut pakuwon atau markas di wilayah Stabelan; Kecamatan Selo terdapat salah satu prajurit yang hendak menikah dengan perempuan dari penduduk setempat.

Pengantin tersebut akan menggunakan busana Mataraman, namun tidak diperbolehkan karena dianggap menyerupai raja. Selanjutnya pengantin diberi pinjaman berupa pakaian oleh komandan prajurit berupa baju sorjan, jarik Sidomukti, celana panjang hitam, topi prajurit yang krowok di belakang, keris branggah dan tanpa alas kaki. Sementara untuk pengantin perempuan mengenakan gelung tekuk pakai lungsen, kebaya sederhana, jarik Sidomukti, bunga kinasih dan bangun tulan yang dironce, paes warna hitam dan tanpa alas kaki.

Penasehat Harpi Melati Boyolali, Woro Indriati mengatakan baju pengantin khas Boyolali ini berharap bisa diperoleh masyarakat dengan harga terjangkau.

“Wahyu Merapi Pacul Goweng ini bisa disewakan dengan harga yang terjangkau agar masyarakat mengetahui ada pakaian khas dari Boyolali. Baju pengantin khas Boyolali juga bisa dikenalkan di luar negeri melalui program Duta Seni Boyolali,” terang Woro.

Sementara Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani berharap acara ini menjadi ikon dan ciri khas pengantin Boyolali.

“Sosialisasi pengantin khas ini dilaksanakan agar masyarakat Boyolali mengenal adat atau budaya asli dari kota tercinta, Boyolali ini. Selanjutnya Wahyu Merapi Pacul Goweng ini untuk dijadikan ikon dan membranding pakaian khas pengantin Boyolali,” tegas Wiwis. (epn)