Lintas Daerah
  • Home
  • Berita
  • Investasi Usaha
    • Syariah
    • Bisnis Digital
  • Sejarah Budaya
  • Wisata
    • Kuliner
  • Serba Serbi

Lintas Daerah

  • Home
  • Berita
  • Investasi Usaha
    • Syariah
    • Bisnis Digital
  • Sejarah Budaya
  • Wisata
    • Kuliner
  • Serba Serbi

Masuk Bulan Mei, Buah Kledung Siap Dipanen

Published by plid2018 on May 13, 2019

BOYOLALI – Potensi yang dimiliki Kabupaten Boyolali seakan tidak ada habisnya. Kali ini di Kecamatan Selo yang mempesona, selain bisa menikmati wisata alam yang disajikan oleh Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, pengunjung bisa sekaligus menikmati buah khas Selo yang namanya kesemek. Namun masyarakat Selo menyebut buah ini dengan sebutan buah kledung.

“Ada buah yang sangat istimewa adanya hanya di Selo. Buah ini meski sudah kuning tidak bisa langsung dimakan, harus diproses terlebih dahulu dengan kapur. Buah ini kita sebut kesemek atau bahasa daerahnya kledung,” ungkap Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Keabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto saat memanen kledung di Desa Samiran; Kecamatan Selo pada Senin (13/5).

Menurutnya, pohon yang mampu menghasilkan 4 hingga 5 kuintal buah perpohon ini tidak mudah untuk dikembangkan. Hal tersebut karena pohon yang didatangkan pada masa penjajahan Jepang ini hanya cocok ditanam di daerah Selo, sehingga untuk dikembangkan cukup sulit.

Sementara petani setempat, Tamami mengatakan bahwa produksi potensial yang dihasilkan Desa Samiran mampu panen lebih dari 60 ton per musim. Angka tersebut didapat saat masa panen tiba sekitar Mei hingga awal Juli.

“Kebanyakan tumbuh di halaman dan pinggiran kebun karena jika di dalam kebun bisa mengganggu tanaman yang lain. Setiap musim sekitar 60-70 ton dijual ke Jogja, Salatiga, Banjarnegara, ada pula ke Kalimantan dengan harga per kilo rata-rata Rp 5-6 ribu dengan isi sekitar 8-9 biji,” terangnya.

Untuk bisa dikonsumsi buah ini harus masak dahulu. Buah kledung harus direndam terlebih dulu dengan rendaman air kapur. Jadi banyak orang mengira warna putih pada buah tersebut menjadikan tidak menarik. Padahal warna putih tersebut yakni kapur yang dapat menghilangkan rasa sepat dan getahnya.

Jika tidak ingin repot untuk merendam, pembeli bisa membeli buah ini di pinggir jalan jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB). Dengan harga yang relatif cukup murah, pembeli bisa menikmati buah dengan tekstur dagingnya mirip dengan buah pear, lembut dan berair, sangat segar dikonsumsi. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)

Terkait

Baca Juga :  Pemkot Malang Gelar Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah XXIII

Baca juga :

Bupati Kuningan Buka Rembuk Daerah Bidang Pendidikan dan...

Air Bah Terjang Rumah Warga Tugu Selatan Puncak...

Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD terhadap Raperda tentang penyertaan...

Wali Kota Surakarta Resmikan Taman Cerdas Kerten

Aktivis 98 Kepri Dukung Adian Jadi Menteri

Ini Alasan FORMAMA Dukung Muhammad Saras

Popular Posts

  • 1

    Mengenal Lebih Dekat NEM (XEM), “Blockchain Aset Cerdas”

  • 2

    SYEKH QURO KARAWANG

  • 3

    5 Mata Uang Kripto Terbaik Berdasarkan Market Cap

  • 4

    Budidaya Pohon Kurma

  • 5

    Bagaimana Cara Menjadi Kaya dari Cryptocurrency Baru?

  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube

@2019 - LintasDaerah. All Right Reserved.