oleh

Masuk 50 Desa Wisata Terbaik Menparekraf Jajal Wisata Arung Jeram di Desa Wisata Buluh Duri Sumut

Masuk 50 Desa Wisata Terbaik Menparekraf Jajal Wisata Arung Jeram di Desa Wisata Buluh Duri Sumut 1SUMUT, kabarSBI.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjajal wisata arung jeram yang ada di Desa Wisata Buluh Duri, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatra Utara.

Desa yang masuk dalam 50 desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 ini memiliki potensi wisata arung jeram (rafting) dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Yakni Sungai Bah Bolon yang mengalir di sepanjang sisi Desa Buluh Duri.

Menparekraf Sandiaga didampingi Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya dan Wakil Bupati Serdang Bedagai Adlin Yusri Tambunan menyusuri Sungai Bah Bolon sepanjang 400 meter. Masyarakat sangat antusias melihat dan menyapa Menparekraf Sandiaga dari pinggiran sungai. Dengan senyum hangat, Menparekraf balik menyapa masyarakat. “Tadi saya melihat keahlian dari Pak Bupati mengayuh bersama Pak Wakil Bupati, ini adalah tim yang kompak,” jelas Menparekraf Sandiaga, Kamis (23/6/22).

Selain dimanfaatkan untuk wisata, Sungai Bah Bolon juga digunakan sebagai sumber air masyarakat.  Sungai Bah Bolon memiliki karakteristik berupa bebatuan dangkal dengan grade 2 – 3 sepanjang 16 kilometer, serta memiliki jeram yang cukup banyak. Kondisi ini membuat wisata jeram di Sungai BahBolon aman dinikmati para penikmat rafting pemula. Apalagi Sungai Bah Bolon memiliki air yang jernih, namun karena sedang musim hujan air sungainya menjadi kecoklatan.

Para wisatawan juga akan dimanjakan dengan deretan panorama alam tropis yang sangat indah dan sejuk. Dimana ada dinding bebatuan besar menjulang tinggi yang disebut dengan magic wall. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam Hujan Abadi. Dinamakan Hujan Abadi karena setiap melewati lokasi ini hujannya tidak pernah berhenti.

Lalu, ada Air Terjun Bahgula (tingginya hampir 25 meter), Green Canyon (dinding batu berlumut yang tingginya hampir 30 meter), Magic Wall (dinding batu yang membetuk ukiran yang berasal dari tetesan air).

Kemudian ada Batu Boru Manjile, yang menjadi situs sejarah yang berada di aliran Sungai Bah Bolon, peninggalan Kerajaan Bajalingge. Batu ini berada di bibir sungai dan menjadi cagar budaya di Kecamatan Sipispis. Dan Batu Katak yang menyerupai katak.

Arung jeram di Desa Wisata Buluh Duri terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu dua jam, empat jam, dan enam jam. Untuk harganya sendiri pun bervariatif tergantung kategori arung jeram yang dipilih, kisaran Rp100.000 – Rp350.000.

Usai menjajal rafting, Menparekraf menyaksikan penampilan tari tradisional suku batak asal Sumatra Utara yakni Tari Tortor Sombah dari Sanggar Sibaja.

Tari Tortor Sombah sendiri biasanya ditampilkan pada acara-acara kehormatan, seperti penyambutan tamu, pernikahan, hingga acara adat lainnya. Kemudian, Tarian Pengalo-Ngalo yang merupakan tarian dari Kerajaan Bajalingge, bermakna memberi semangat dan doa restu kepada tamu.

Selain kesenian, terdapat produk ekonomi kreatif lainnya seperti kriya dan kuliner khas. Diantaranya alat tenun, anyaman rotan, anyaman tikar, sandal dan kuliner khas Buluh Duri, ombus-ombus, lontong pecal, ikan cencen goreng, ayam holat dan mi glosor.

Menparekraf Sandiaga mengakui potensi alam Desa Buluh Duri luar biasa. Namun perlu dibarengi dengan amenitas yang berkualitas. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan adalah kebersihan toilet dan homestay. Sebagai penyedia layanan pariwisata, tentunya harus mampu memberikan pelayanan yang prima agar wisatawan merasa nyaman.

“Desa Wisata Buluh Duri ini sudah masuk 50 besar ADWI dari total 3.500 desa wisata. Ini sudah luar biasa. Namun ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan seperti toilet dan homestaynya karena kalau sarung bantal dan seprei berwarna coklat, tidak terlihat kebersihannya. Sehingga kita harapkan bisa meningkatkan kualitas kunjungan wisatawan disini, buka peluang usaha dan dampak ekonomi,” jelas Menparekraf Sandiaga.(simon/red)

Baca Artikel Aslinya