oleh

Lakon Rubuhan Duryudono Tutup Pentas Wayang Tujuh Malam

Published by plid2018 on

BOYOLALI – Gelaran pertunjukan wayang kulit selama tujuh malam dengan serial Bharatayudha sudah selesai diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Memasuki hari terakhir pada Sabtu (1/12) di Alun Alun Lor Boyolali, Ki Suryanto Purbocarito asal Karanggede menjadi dalang dengan lakon Brubuh.

“Malam nanti akan membawakan cerita serial Bharatayudha yang ketujuh ataupun Rubuhan Duryudaya yang diawali dari Salyo Gugur, Sengkuni Gugur, Duryudono Gugur,” jelas Ki Suryanto sebelum mendalangi wayang.

Tahun ketiga setelah tahun 2016 dan 2017, pertunjukan wayang kulit ini merupakan ide dari Bupati Boyolali, Seno Samodro yang intinya untuk melestarikan budaya bangsa, tinggalan leluhur yakni wayang kulit.

“Jadi memang masyarakat Boyolali diajak berbudaya oleh Bupati Seno untuk melestarikan budaya Jawa khususnya wayang kulit demi untuk menggalangkan persatuan dan kesatuan bangsa,” ungkapnya.

Senada dengannya, Ketua DPRD Kabupaten Boyolali, S. Paryanto juga mengungkapkan agar budaya wayang kulit ini tetap dilestarikan oleh masyarakat Boyolali.

“Nguri-uri budaya dan memberi hiburan kepada masyarakat,” jelas Paryanto singkat.

Sebanyak tujuh dalang asal Boyolali terlibat dalam pentas setiap lakon dalam pentas wayang kulit yang digelar dari Minggu (25/11) hingga Sabtu (1/12). Lakon pertama Kresno Dutho dibawakan Ki Warjito Kliwir asal Ngemplak.  Senin (26/11) dalang Ki Haji Joko Sunarno asal Karanggede dengan lakon Bhisma Gugur. Kemudian hari ketiga, Selasa (27/11) menampilkan Ki Raharjo (Purbo Carito) asal Sambi dengan lakon Ranjapan.

Sementara itu, hari keempat, Rabu (28/11) dalang Ki Jungkung Darmoyo asal Sawit membawakan lakon Karno Tandhing. Kemudian Ki Joko Sartono dari Musuk membawakan lakon Durna Gugur pada Kamis (29/11). Untuk pentas keenam, Jumat (30/11) ditampilkan Ki Suratno asal Ngemplak dengan lakon Suluhan. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)