oleh

KOLABORASI DPPKBP3A DAN BKKBN JABAR CEGAH STUNTING DI DESA CISANTANA

-Berita-97 Dilihat

Kuningan – Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada tanggal 29 Juni setiap tahunnya, DPPKBP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana) Kuningan bekerja sama dengan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Perwakilan Jawa Barat menggelar serangkaian kegiatan di Desa Cisantana, Kuningan, pada Selasa pagi (27/6). Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah stunting dan melibatkan masyarakat dalam upaya menuju keluarga bebas stunting yang merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional.

Tema Harganas tahun 2023, yaitu “Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju”, menjadi fokus utama kegiatan tersebut. Berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi kesehatan reproduksi, gizi, dan anemia untuk remaja diadakan sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting. Selain itu, juga dilakukan sosialisasi mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan kepada keluarga yang berisiko stunting, terutama keluarga dengan bayi berusia di bawah dua tahun. Sebagai bentuk bakti sosial, dilakukan juga pembagian telur kepada keluarga berisiko stunting. Semua kegiatan dilaksanakan di Aula Balai Desa Cisantana dan dilanjutkan dengan kunjungan dan pemberian bantuan kepada keluarga berisiko stunting yang memiliki bayi di bawah dua tahun.

Salah satu kegiatan yang menarik dalam rangkaian peringatan Harganas ini adalah ekspedisi pendakian dan pengibaran bendera Harganas di puncak Gunung Ciremai. Tim ekspedisi yang terdiri dari 12 orang dipimpin oleh Sekretaris DPPKBP3A, Alfalah Shiddieqy. Anggota tim ekspedisi berasal dari Saka Kencana dan Forum Genre Jawa Barat. Gunung Ciremai dipilih sebagai lokasi pengibaran bendera Harganas karena merupakan gunung dengan puncak tertinggi di Jawa Barat, mencapai ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut. Melibatkan remaja dalam kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sejak dini mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan gizi agar saat menikah mereka siap memiliki anak yang sehat, dengan orangtua yang juga sehat.

Ketika melepas tim ekspedisi, Elma Triyulianti, perwakilan BKKBN Jawa Barat dan mentor Bidang KSPK (Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga) menyatakan bahwa kegiatan ekspedisi ini merupakan simbol dukungan terhadap program prioritas nasional dalam percepatan penurunan stunting. Dia menyampaikan, “Dalam mencapai keluarga bebas stunting, diperlukan usaha dan kolaborasi yang gigih. Sama halnya dengan mendaki Gunung Ciremai, dibutuhkan tenaga yang tidak sedikit, strategi yang matang, serta kolaborasi antaranggota tim. Elma berharap bahwa semangat dan ketekunan dalam mendaki dan mengibarkan bendera Harganas di puncak Gunung Ciremai benar-benar mencerminkan tekad mereka dalam mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.

Kepala DPPKBP3A Kabupaten Kuningan, Trisman Supriatna, S.Pd., M.Pd., dalam keterangannya menjelaskan data SSGI (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2022 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi stunting di Kabupaten Kuningan sebesar 19,4%. Ia menganggap kondisi ini sebagai peringatan serius bagi semua pihak untuk melakukan upaya pencegahan stunting secara serius. Trisman menyampaikan apresiasinya kepada BKKBN Perwakilan Jawa Barat atas bantuan yang diberikan kepada keluarga berisiko stunting di Desa Cisantana. Di Kecamatan Cigugur sendiri, tercatat 213 kasus stunting, dengan 34 kasus di Desa Cisantana. Trisman berharap kerjasama dan kolaborasi antara DPPKBP3A dan BKKBN dapat terus terjalin dengan baik untuk mengatasi masalah stunting di masa yang akan datang.

Upaya pencegahan stunting menjadi penting karena stunting memiliki dampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan fisik dan mental, serta rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, kolaborasi antara DPPKBP3A dan BKKBN Jawa Barat di Desa Cisantana menjadi langkah yang signifikan dalam menjaga kesehatan keluarga dan masyarakat secara menyeluruh.

Diharapkan dengan adanya kegiatan sosialisasi, edukasi, serta bantuan langsung kepada keluarga berisiko stunting, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya gizi dan kesehatan reproduksi. Langkah-langkah ini diharapkan mampu mengubah paradigma dan pola pikir dalam menjaga kesehatan keluarga, sehingga angka stunting dapat ditekan secara signifikan di Kabupaten Kuningan dan di seluruh Indonesia.

Kolaborasi antara DPPKBP3A dan BKKBN Jawa Barat ini menjadi contoh nyata upaya bersama dalam memperjuangkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Semoga langkah-langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadopsi strategi yang sama dalam memerangi masalah stunting dan membangun generasi penerus yang sehat dan berkualitas. (Bid IKP/Diskominfo)