BOYOLALI – Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan, dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa yang penuh ketidak penentuan, baik itu dari dalam dan dari luar remaja itu sendiri. Masa pergolakan yang dipenuhi konflik dan perasaan yang kalkuatif sehingga dibutuhkan pengasuhan yang tepat sesuai dengan tahap perkembangan psikologi mereka.
Hal tersebut disampaikan oleh Assisten Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Bony Facio Bandung dalam acara Seminar Pencegahan Narkoba. Seminar yang mengambil tema Remaja Milenial Berprestasi Tanpa Narkoba ini diselenggarakan di Pendopo Gede Kabupaten Boyolali, pada Rabu (21/11) oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali.
“Oleh karena itu sebagai ruang interaksi terbesar bagi remaja, keluarga juga harus memahami kondisi tersebut. Keluarga harus menerapkan pola asuh yang sesuai dengan perkembangan psikologi remaja,” ungkap Bony.
Dilanjutkan olehnya, belakangan ini kasus kenakalan remaja yang terjadi di Indonesia menjadi sungguh sangat memperihatinkan. Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2009 menyatakan bahwa 7% dari pelaku penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan bahan zat adiktif dari tahun 2001 hingga tahun 2008 di Indonesia yakni remaja berusia kurang dari sembilan belas tahun. Rata-rata kenaikan jumlah kasus penyalahgunaan narkoba ini kurang lebih sekitar 2% tiap tahunnya.
“Di era globalisasi, milenial dan komputerisasi seperti saat ini mereka dapat menentukan sikap yang tepat untuk menghadapi era-era di masa depan,” harap Bony. (bet/bas)