KUNINGAN, kabarSBI.com – Pelaksanaan Anggaran Dana Desa tahap1 Desa Kutaraja Kecamatan Maleber jadi pergunjingan masyarakat di desanya,bahkan ada sedikit gesekan di internal pemdes kutaraja ini,soalnya kabar yang beredar semua hal yang berkaitan dengan anggaran sekdes yang tekel semua, TPK yang seharusnya megang peranan dalam pelaksanaan kegiatan tidak dipungsikan, ini terbukti ketika team kabarsbi.com bertemu dengan ekbang dilokasi kegiatan, ekbang ga bisa menjelaskan berapa volume kegiatan dan berapa biaya yang dianggarkan untuk kegiatan latasir jalan poros desa ini dengan singkat hanya menjawab ngobrol aja langsung sama sekdes.
Perlu diketahui bahwa kades yang menjabat di desa kutaraja ini lepas jabatan dibulan oktober 2023 dikarenakan mau ikut Pileg di Kabupaten Kuningan ,dan kepemimpinan di desa ini diteruskan oleh Pj Marno dari Staf Kecamatan . Ketika team kabarsbi.com bertemu dengan sekdes dan mempertanyakan terkait pengalokasian anggaran Dana Desa ini sekdes menjawab volume total latasir ini 4800M dan dianggarkan dari Dana Desa tahap1 senilai 465juta rupiah, terkait kabar yang berhembus bahwa TPK dan internal pemdes tidak dilibatkan Sekdes Jaenal Mustofa ini mengelak bahwa tudingan tersebut tidak benar dan Sekdes mempersilahkan team kabarsbi.com untuk komfirmasi langsung dengan Pj Marno.
Lain halnya keterangan yang disampaikan Pj Marno ke team kabarsbi.com sangat bertolak belakang dengan apa yang disampaikan sekdes, ketika di komfirmasi oleh team kabarsbi.com Pj Marno menjawab tidak tahu menahu ,dari awal tidak diajak musyawarah untuk pelaksanaan kegiatan latasir ini, Pj Marno hanya disodorkan SPK untuk ditanda tangani untuk memulai kegiatan, bahkan untuk bertemu langsung dengan pelaksana kegiatan/pihak ketiga aja sulit.
Menurut Pj Marno MoU atau komitmen dengan pihak ketiga sudah dibangun oleh Sekdes Mustofa bersama Aceng sebagai ketua BPD dan notabene Aceng ini sebagai kakak kandungnya Sekdes Mustofa. Sampai dua kali Sekdes Mustofa dan Aceng ini ketempat kediamannya Pj Marno untuk menandatangani SPK ini, karena awalnya Pj Marno gak mau tandatangan SPK, Sekdes Mustofa berdalih desakan masyarakat kegiatan latasir ini harus selesai sebelum lebaran dengan agak berat hati Pj Marno menandatangani SPK ini karena gak mau juga dengan persoalan yang ada bisa menghambat pembangunan di desa kutaraja. Menurut Pj Marno total volume kegiatan 5800M berbeda dengan Sekdes Mustofa memberikan keterangan volume total kegiatan 4800 m.
Dilansir dari keterangan yang sudah terbiasa melaksanakan kegiatan latasir ini,dengan volume total 5800M ini bisa menghabiskan bahan material sandsheet 82,5 ton ,pertonnya bisa dialokasikan sampai 70M dengan ketebalan latasir 2 cm dengan biaya pertonnya dikisaran 1.250.000rupiah, jadi untuk pembelian sandsheet ini 82,5 X 1.250.000 = 103.125.000rupiah dan untuk volume total 5800M bisa menghabiskan bahan material primecoat 2 drum dengan harga satuan perdrumnya dikisaran 3juta rupiah,jadi untuk primecoat ini menghabiskan anggaran 6juta rupiah ,untuk volume total 5800M ini bisa memakan waktu tujuh hari kalender tanpa penetrasi dan jalannya yang trek lurus ,Dengan anggaran 465juta rupiah ini mengeluarkan pajak ppn/pph 11% sebesar 42juta rupiah,tinggal di estimasi saja berapa biaya yang dihabiskan untuk kegitan tersebut bilamana ditambahkan lagi sama hok untuk para pekerja.
Pj Marno juga sampai dibuat bingung dengan hal ini,dan mempertanyakan tupoksi sekdes dan bpd itu apa,ko bisa bisanya membuat komitmen MoU dengan pihak ketiga,Pj Marno sendiripun sulit untuk bisa ketemu dengan pihak ketiga . Dalam hal ini team kabarSBI.com akan mengkoordinasikan pengalokasian anggaran dana desa ini ke insfektorat yang diduga kuat ada MarkUp anggaran karena anggaran untuk volume total 5800 ini sebesar 465juta rupiah,sangat pantastik sekali.
(dans/team)