Ritual diawali dari Kantor Kecamatan Banyudono, kedua gunungan tersebut didoakan terlebih dahulu dan selanjutnya dikirab bersama para prajurit dan abdi dalem keraton. Diiringi marching band dan paskibra, kedua gunungan tersebut dikirab dan disebar di kawasan Masjid Ciptomulyo serta di pertigaan Pasar Pengging. Kondisi cuaca yang terik tidak menyurutkan antusias masyarakat untuk ngalap berkah dari ritual ini.
“Sisi lain untuk nguri uri budaya Jawa yang harapannya masyarakat biar memelihara dan melestarikan budaya Jawa. Sepakat mengembalikan nilai luhur yang ada di masyarakat khususnya di Pengging,” jelas Agus.
Dijelaskan lebih lanjut, tradisi yang bertepatan dengan tradisi sadranan ini termasuk cara memelihara kultur masyarakat agar terjaga nilai luhur budi pekerti. Selain itu, untuk mengenang bahwa dahulu kala di wilayah Pengging pernah berdiri sebuah kerajaan.
“Apem keong mas ini identik dengan di wilayah Pengging,” terang Agus.
Melalui sebaran apem ini, masyarakat rela berdesakan dalam terik panas matahari demi bisa mendapatkan berkah dari apem yang disebar.
Salah satu pengunjung, Suratmi rela datang jauh dari Kabupaten Klaten hanya untuk melihat tradisi sebaran apem dan berharap agar mendapatkan apem keong mas.
“Saya kepengen tahu tradisi sebar apem disini seperti apa. Saya kan dari dulu sampai sekarang belum pernah kesini pengen tahu saja,” ucapnya.
Dia berharap dengan beberapa apem yang diperoleh, dapat membawa berkah tersendiri untuk usahanya. (Tim Liputan Diskominfo)