oleh

Cegah Kecelakaan, Pemkot Surakarta Bentuk Kader Keselamatan

-Berita-417 Dilihat

Kecelakaan lalu lintas masih menjadi momok bagi para pengguna jalan. Secara nasional, kecelakaan bahkan disebut sebagai faktor tertinggi penyebab kematian di Indonesia.

“Itu didasarkan kepada data hingga akhir Oktober 2018. Jika dirata-rata, terdapat tiga orang yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas,” ungkap Kepala PT Jasa Raharja Persero Perwakilan Surakarta, Radito Risangadi.

Problem tersebut juga terjadi di Solo. Kasatlantas Polresta Surakarta, Kompol Imam Safi’i, mengatakan bahwa angka kecelakaan di Kota Bengawan tahun ini meningkat dibanding 2017. “Sudah tercatat 720 kasus kecelakaan lalu lintas terjadi di Solo, hanya dalam kurun waktu Januari-November 2018. Jumlah itu naik sekitar 20 persen dibanding tahun lalu.”

Begitulah. Tidak bisa lagi dipungkiri jika maut siap mengintai siapapun di jalan raya. Lengah sedikit, nyawa menjadi taruhannya.

Ketidakwaspadaan maupun pengabaian terhadap peraturan dan kaidah keselamatan berlalu lintas, disebut Imam, menjadi pemicu terjadinya kecelakaan. “Misal lampu sein menyala kiri, tapi berbelok ke kanan, melawan arus, dan lainnya. Banyak juga pengendara yang celaka karena tidak mengenakan helm,” katanya.

Akibatnya fatal. Sebanyak 53 pengguna jalan telah meregang nyawa di atas aspal. “Oleh sebab itu kami dan Pemkot Surakarta membutuhkan dukungan setiap elemen masyarakat, agar jumlah kecelakaan ini bisa ditekan.”

Gayung pun bersambut. Pemkot memutuskan membentuk kader keselamatan sebagai upaya preventif. Antisipasi dini terhadap kecelakaan kini juga membebani pundak para kader, agar jalan raya berubah menjadi ruang yang nyaman sekaligus aman bagi penggunanya.

“Para kader keselamatan itu bertugas mengedukasi masyarakat, terutama di lingkungan sekitar masing-masing kader, tentang pentingnya kewaspadaan dan keselamatan berlalu lintas,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta, Ari Wibowo.

Sebagian dari orang-orang terpilih itu adalah 51 anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) kelurahan dan lima personel Satlinmas kecamatan. “Sisanya adalah 14 pegiat Kelompok Masyarakat Sadar Keselamatan (KMSK) Solo.”

Sebagai ujung tombak dalam menyosialisasikan keselamatan berlalu lintas, para kader bakal diberikan pengarahan tentang regulasi-regulasi terkait. “Tidak hanya dari Dishub, pengarahan itu juga akan melibatkan kepolisian, Dinas Kesehatan Kota (DKK) serta Jasa Raharja,” terang Ari.

Momentum Hari Kecelakaan Sedunia (yang diperingati setiap 16 November) dipilih Pemkot untuk melantik para kader keselamatan itu. Pelantikan dilakukan Wali Kota FX Hadi Rudyatmo di Koridor Ngarsapura, melalui penyematan pin kepada perwakilan kader, Minggu (18/11).

Usai dibekali pengetahuan tentang keselamatan berlalu lintas, para kader diminta segera bertindak nyata. Mereka bisa memulai gerakan penyadaran dari lingkungan terdekat, yakni keluarga masing-masing. Dalam jangka panjang sosialisasi para kader itu diharapkan bisa menyentuh kalangan lain, sehingga harapan Pemkot akan zero accident (nol persen tingkat kecelakaan) bisa mulai direalisasikan.

Para pengambil kebijakan pun siap berkoordinasi untuk tujuan serupa. Radito menyatakan, Jasa Raharja akan terus berkoordinasi dengan Dishub, Satlantas, maupun pemangku kepentingan terkait lain guna mengevaluasi setiap insiden kecelakaan lalu lintas.

“Bagi kami, asuransi bagi korban kecelakaan tidak lebih penting dari nyawa seseorang. Seluruh pihak, termasuk masyarakat, harus saling mengingatkan dan jangan berpikir bisa sembarangan di jalan raya hanya karena ada asuransi,” tandasnya.

Wali Kota FX Hadi Rudyatmo menekankan pentingnya para kader keselamatan menjadi panutan bagi pengguna jalan. “Jangan sebaliknya, kader malah melanggar aturan,” kata dia.

Wali Kota pun menitipkan pesan kepada para kader, untuk ikut menyadarkan generasi muda agar tidak mengambil risiko di jalan raya. “Sampai sekarang masih sering dijumpai remaja atau siswa-siswi yang mengendarai motor, padahal belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Atau juga yang tidak mengenakan helm. Kami minta kader keselamatan menjadi subjek terdepan dalam menangani mereka,” papar dia. (**)