Malang, (malangkota.go.id) – Siapa yang tak kenal Didik Nini Thowok? Seorang yang dikenal sebagai penari andal ini kerap memadukan seni tari tradisional, klasik, rakyat, modern dengan komedi. Pagi ini, Jumat (11/11/22), seniman ini mengunjungi SMP Negeri 3 Malang untuk berbagi ilmu tari dalam Workshop Seni Tari “Koreografi Tari Anak”.
Kegiatan yang digagas oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya SMP Kota Malang ini mengundang sang maestro tari untuk mengembangkan kompetensi pada guru seni budaya dalam bidang seni tari.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 orang dari berbagai jenjang, mulai SD sampai SMA/SMK. Menariknya lagi, turut bergabung juga peserta disabilitas tunarungu yang antusias mengikuti rangkaian workshop.
“Tujuan dari penyelenggaraan workshop ini untuk meningkatkan kompetensi guru seni budaya, khususnya dalam bidang seni tari.
Harapan dari pelaksanaan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas, kompetensi dan sumber daya manusia guru seni tari sehingga dapat menghasilkan karya yang baik,” ujar Ketua MGMP Seni Budaya Kota Malang, Tri Winarno, S.Pd
Lebih lanjut, Tri menyampaikan harapannya agar bisa menggelar kegiatan serupa di kemudian hari. “Masih sedikitnya tarian untuk anak usia TK (5-6 tahun). Kami mempunyai harapan ke depan juga bisa mengadakan lagi kegiatan workshop yang dikhususkan untuk guru tari agar dapat membuat koreografi tari untuk anak usia TK,” ujarnya.
Didik Nini Thowok tak lupa mengajak generasi muda untuk mau belajar seni budaya. Didik menyampaikan bahwa dengan belajar seni budaya, anak-anak akan terbiasa akan olah rasa, disiplin, toleransi, saling menghargai, dan tidak mudah emosional.
“Kalian semua jangan lupa belajar tentang budaya. Orang yang belajar seni budaya kalau mau melakukan sesuatu pasti dipikir dulu. Otak kanan dan kirinya seimbang,” ujarnya.
Didik menyampaikan mempelajari seni budaya tidak berarti harus menjadi seniman. Dengan mempelajari seni budaya, maka belajar juga olah rasa.
“Dengan belajar seni budaya, kepekaan rasa itu akan terasah. Sehingga akan menjadi generasi penerus yang tahu etika, tahu tata krama,” ujar seniman yang bernama asli Didik Hadiprayitno ini.