oleh

Aktivis Penggerak Tumbangnya Orde Baru Kumpul di Jogja

-Berita-448 Dilihat

Yogyakarta, PenaOne – Sederet tokoh beken dan aktivis yang pada 1998 berhasil menumbangkan Orde Baru berkumpul. Tapi, para aktivis ini bukan untuk menumbangkan pemerintah.

Mereka, akan menghadiri Reuni 30 tahun RODE pada tanggal 16 – 18 Nopember 2018 di Kaliurang dan Gang Rode Kota Yogyakarta. RODE menggelar Rembug Nasional Gerakan Pro Demokrasi dan Launching Buku “30 th RODE Kami Terus Bergerak !”.

Bagi para aktivis dan intelektual kritis di negeri ini, tentu nama RODE bukanlah sesuatu yang asing. Sebagian besar aktivis dan intelektual Pro Demokrasi yang kini menjadi politisi, anggota parlemen, akademisi, lembaga negara, pemerintahan dan bahkan oposisi pernah bergelut dengan pemikiran dan aktivitas kritis di sebuah rumah di Gang Rode no 610 Kota Yogyakarta.

Selain kelompok 98, para aktivis dari generasi 1980, 1990 dan tahun 2000 hingga jaman now bakal hadir.
Ketua Panitia Reuni 30 tahun Rode, Suprianto Antok, mengatakan acara ini merupakan ajang untuk mengembalikan memori kolektif Gerakan Pro Demokrasi di Indonesia sejak masa Orde Baru era 19980-an, masa Reformasi 1998 hingga era Demokrasi sekarang ini.

“Di tengah kondisi politik negeri ini yang dinamis kami ingin mengajak segenap elemen pro demokrasi untuk tetap menjalin silaturahmi dan meyakini jalan hidupnya untuk senantiasa mengedepankan kepentingan rakyat,” ungkap Antok dalam siaran persnya, Kamis (15/11/2018).

Tema Reuni 30 th Rode Gerakan Pro Demokrasi tahun 2018 “Never Ending Movement” ini seperti halnya keberadaan Rode sebagai Rumah Perjuangan yang selalu menjadi tempat aktivitas pergerakan mahasiswa dari generasi dahulu sampai generasi milenial.

Sejumlah tokoh nasional dipastikan hadir antara lain, Hariman Siregar, Damaria Pakpahan, Muhammad Yamin (Ketua Umum Seknas Jokowi), Eko Sulistyo (Deputi IV Kantor Staff Presiden), Ifdhal Kasim dan SN Laila (mantan Ketua Komnas HAM), Abdul Haris Semendawai (Ketua LPSK RI), Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan Mendiknas RI).

Lalu, Budiman Sudjatmiko, Beathor Suryadi, Adian Napitupulu, Rizal Malarangeng, Masinton Pasaribu, Abidin Fikri, Andi Arief, Syahganda Nainggolan, Tokoh Pers dan Akademisi: Nezar Patria, Muradi, Michael Umbas dan Arie Sudjito. (Ratih/Toha)