BERITA BOGOR -Beredar video yang diduga aksi brutal seorang yang mengenakan seragam anggota Satpol PP Kabupaten Bogor yang terlihat bringas menyerang sejumlah mahasiswa pengunjuk rasa di Jalan Raya Tegar Beriman, Cibinong, Kamis (17/9/2020)
Setelah menggelar aksi damai di gerbang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang Kabupaten Bogor, unjuk rasa kembali digelar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Bogor di gerbang Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bogor yang berujung kericuhan.
Saat dihubungi, Koordinator Aksi Badru Tamam mengatakan mahasiswa melakukan aksi damai terkait adanya indikasi penyelewengan proyek pembangunan RSUD Leuwiliang. Aksi damai ini digelar dihari yang sama di dua lokasi berbeda. “Aksi di mulai di depan RSUD Leuwiliang dan berlanjut didepan kantor Bupati Bogor di Cibinong,” ungkapnya.
Dirinya membenarkan adanya sejumlah mahasiswa pengunjuk rasa yang diserang oleh oknum petugas. Pihaknya mendesak supaya kasus ini dapat diusut tuntas secara transparan. “Sejumlah mahasoswa yang berunjuk rasa mengalami penyerangan. Malam ini saya masih dikantor kepolisian mengurus laporan atas kejadian itu,” terangnya saat dihubungi, (17/9) malam.
Untuk diketahui, video berdurasi 3 menit yang beredar di media sosial terlihat sejumlah mahasiswa yang dikerumuni aparat tiba – tiba diserang dengan tendangan membabi-buta dari seorang berseragam Satpol PP. Tak puas menendang, ia lalu berusaha menyerang dengan beingas mahasiswa yang sudah terjatuh dari arah memutar dari sisi kiri.
Aktifis Sosial Kepemudaan dari Bogor Barat, Ayim Ismail mengaku sangat kecewa terhadap aksi brutal oknum aparat yang seharusnya mengayomi. “Satpol PP yang humanis selalu digembar – gemborkan sejak periode Bupati Nurhayanti, ternyata masih ada oknum yang brutal, bringas, kriminil. Ini harus diusut tuntas dan diselidiki track record oknum tersebut sehingga oknum itu bisa lolos menjadi anggota Satpol PP, ” tegasnya.
Kepada wartawan, Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho menyatakan pihaknya siap menjatuhkan sanksi kepada aparatnya jika nanti ditemukan adanya kesalahan dalam mekanisme prosedur pengamanan aksi. “Saya akan melihat terlebih dulu kronologinya seperti apa. Yang jelas, kita hanya mengawal aksi adik-adik mahasiswa yang sedang menyuarakan aspirasinya,” kata Agus Ridho. (*/als)