kabarSBI.com – Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto meresmikan Program Bantuan Pasang Baru Listrik gratis ke 3.421 rumah tangga tidak mampu yang tersebar di tiga kabupaten di dapilnya yaitu Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen. Dijelaskan Rofik, Program ini merupakan salah satu perjuangannya di Komisi VII bersama mitra kerjanya Kementerian ESDM RI.
“Program BPBL ini memang salah satu yang diperjuangkan di komisi VII agar (sebagai bentuk) negara hadir, karena di lapangan meskipun elektrifikasi sudah seratus persen, tapi di kondisi lapangan tidak begitu,” ujar Rofik saat dalam keterangannya saat meresmikan Program Bantuan Pasang Baru Listrik, Senin (31/10/2022).
Dalam kesempatan itu, Fraksi PKS itu menyampaikan apresiasi kepada PLN (pelaksana program Kementerian ESDM) atas program BPBL yang disalurkan di Dapilnya yang diketahui masih banyak rumah tangga yang belum memiliki listrik secara mandiri.
“Disini, masih ada yang belum teraliri listrik, rata-rata nyambung ke tetangga, itu jelas berbahaya. Melalui program ini, saya berharap bantuan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat serta mengucapkan selamat pada 106 penduduk Desa Bumisari yang telah menerima program BPBL ini,” harapnya.
Sementara itu EVP Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PT PLN Persero Saleh Siswanto mewakili Direktur Utama PT PLN Persero mengatakan, program ini bisa terlaksana atas kerjasama semua pihak sehingga bisa memberikan akses listrik kepada masyarakat Jawa Tengah, khususnya di Purbalingga melalui program BPBL APBN TA 2022.
“Program BPBL untuk masyarakat kurang mampu telah ditetapkan Pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM No 3 Tahun 2022 . Paket bantuan terdiri dari instalasi sederhana meliputi 3 titik sambung dan 1 stop kontak, biaya sertifikat laik operasi, dan bantuan penyambungan listrik dengan daya 450 VA. serta token perdana Rp 20.000,” katanya.
Dia menambahkan, target BPBL Tahun 2022 sebanyak 80.000 KK di seluruh Indonesia. Untuk Jateng-DIY mendapatkan alokasi sebanyak 10.446 KK dan khusus Purbalingga rencana akan disambung 1.600 KK.
Kepada penerima program BPBL diharapkan untuk menggunakan listrik secara bertanggung jawab dan bijak untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Agar listrik yang didapatkan bisa membantu anak-anak belajar, mendapatkan akses informasi, mendorong produktivitas untuk kesejahteraan keluarga.
Markini, warga desa Bumisari yang tinggal sebatang kara, merupakan salah satu penerima bantuan BPBL yang selama 66 tahun hidup tanpa aliran listrik.
Diketahui,sebelum menerima bantuan BPBL, Markini hanya mengandalkan lampu teplok dari minyak tanah.
“Senang sekali akhirnya dapat teraliri listrik, terutama bagian ruang tamu dan dapur. Biasanya hanya menggunakan lampu teplok, dengan menggunakan minyak tanah seliter dengan harga Rp20 ribu untuk satu bulan,” ujarnya.
Raut wajah bahagia juga terpancar dari Sutiarso (60), warga setempat. Pria yang kesehariannya sebagai buruh tani ini sangat bersyukur karena mendapat bantuan pemasangan listrik gratis. “Selama ini listriknya nyalur ke rumah adik, bayarnya Rp 25.000,” kata Sutiarso. (rnm/aha/red)