6.000 Anak PAUD dan TK Senam Bareng Wali Kota Malang

Berita347 Dilihat

Malang, (malangkota.go.id) – Senyum keceriaan tampak di wajah 6.600-an siswa PAUD dan TK se-Kota Malang, Sabtu (29/10/2022) pagi. Mereka mengenakan seragam dengan lima warna yang berbeda sesuai kecamatan asal. Ribuan siswa ini menyemarakkan Gebyar Senam Kreasi Anak Indonesia dan Tari Kreasi Profil Pelajar Pancasila di Stadion Gajayana, Kota Malang.

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji dan Bunda PAUD Kota Malang ikut  menyemarakkan Gebyar Senam Kreasi Anak Indonesia dan Tari Kreasi Profil Pelajar Pancasila di Stadion Gajayana

Tak kalah sekitar 1.500 guru mendampingi para siswa dengan penuh semangat. Ribuan orang tua siswa yang menduduki tribun juga antusias menyaksikan anak-anak mereka senam bersama.

Selain itu, sebanyak 800-an guru dari HIMPAUDI menarikan Tari Kreasi Profil Pelajar Pancasila dan Malang Seger. Tak hanya anak-anak dan para guru, tentunya Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji dan Bunda PAUD Kota Malang, Widayati Sutiaji, bersama kepala perangkat daerah terkait dan para undangan turut berbaur dengan para peserta melakukan senam dan tari dengan lincah.

Kegiatan yang diinisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang ini telah dipersiapkan selama dua bulan dalam memperingati Hari Anak Nasional dan Hari Sumpah Pemuda 2022.

Wali Kota Sutiaji menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini merupakan salah satu upaya agar anak-anak memiliki semangat nasionalisme.

“Sedini mungkin anak-anak ditanami karakter bangsa. Karena sekarang arus budaya, akulturasi, asimilasi begitu kuar biasa. Anak sekarang bisa melihat budaya luar, dimitigasi anak-anak agar tidak terpengaruh,” ungkap Sutiaji.

Lebih lanjut, terkait Tari Kreasi Profil Pelajar Pancasila, Sutiaji menyebut bahwa ini adalah bagian dari cara mengajar dalam merdeka belajar. Tari kreasi ini merupakan  kolaborasi dari berbagai kesenian yang ada di nusantara yang mengajarkan untuk tidak egosentris dan menghormati budaya lain.

“Anak itu harus menerima pendidikan secara aman, nyaman, tidak ada indoktrinasi. Walau pun materi harus dikuatkan tapi dengan metodologi bahwa semua anak dianggap mampu,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, SE., MM menyebut bahwa kegiatan ini mendapat antusias yang sangat tinggi dari lembaga pendidikan

“Anak-anak kan generasi emas dengan kita sosialisasikan dengan masyarakan dan lebih banyak teman. Mereka belajar membantu, mengalah, mengantre. Di sini mereka dapat. Mereka juga bisa belajar tentang budaya. Hal ini yang arus kita pupuk dan ajarkan kepada anak-anak kita untuk generasi emas,” urainya. (ari/ram)