BERITA BOGOR – Waspada gempa susulan, telah terjadi gempa dengan magnitudo: 5,5 SR, 61 kilometer barat faya Lebak-Banten, pada: 9 Oktober 2022 pukul 17:02:44, tidak ada ancaman tsunami.
Kejadian tersebut telah ditinjau oleh ahli seismologi, dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Meskipun tidak berpotensi terjadi tsunami, BMKG juga mengumumkan peringatan dini waspada gempa susulan.
Peristiwa gempa bumi juga pernah terjadi pada hari Rabu, 14 April 2021, pukul 13:28 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 105,97°BT dan 7,39°LS (59 km baratdaya Bayah, Banten) dengan magnitudo M5,1 pada kedalaman 17 km.
Kondisi wilayah pusat gempa bumi berada di perairan selatan Provinsi Banten atau di bagian barat Pulau Jawa. Tatanan tektonik Pulau Jawa dipengaruhi oleh zona tunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan.
Kejadian gempa bumi tersebut diperkirakan melanda wilayah selatan Provinsi Banten dan sebagian Provinsi Jawa Barat (Pelabuhan Ratu dan Sukabumi) yang tersusun oleh batuan sedimen dan Vulkanik berumur Tersier, serta batuan Vulkanik Kuarter.
Guncangan gempa bumi akan lebih besar pada batuan Tersier yang terlapukan serta batuan berumur muda yang bersifat urai dan belum kompak sehingga dapat mengamplifikasi guncangan gempa bumi.
Getaran gempa ini juga dirasakan hingga di Babakan Madang dan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Asep Yadi Nuryadin, warga Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang mengaku merasakan getaran tersebut. Getaran gempa juga dirasakan oleh Ison, Ketua Karang Taruna Desa Sukadamai Sukamakmur. “Astaghfirullah, gempa dimana ya terasa goyangannya sampai sini,” kata Halimah, ibu muda anak satu warga Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang.
Sekedar diketahui, Gempa bumi adalah fenomena alam yang menghasilkan getaran tanah oleh pelepasan energi secara tiba-tiba di dalam kerak bumi. Ketika energi regangan elastis yang terakumulasi cukup besar untuk melebihi ketahanan gesekan antarmuka lempeng tektonik, slip kemudian terjadi dan diikuti oleh disipasi gelombang seismik yang menyebabkan gempa bumi.
Indonesia dianggap sebagai salah satu zona yang paling rawan gempa. Hal ini dikarenakan posisinya yang berada di perbatasan 3 lempeng tektonik utama yaitu India-Australia, Eurasia dan Pasifik. Batas lempeng ditemukan di bawah laut. Oleh karena itu, setiap gempa bumi besar dan dangkal yang dihasilkan dari zona ini berpotensi menimbulkan tsunami. Oleh karena itu, situasi ini mengklasifikasikan Indonesia menjadi salah satu wilayah yang paling rawan tsunami. (*/red)