oleh

42 Tahun WALHI

42 Tahun WALHI 239

42 Tahun WALHI 240

42 TAHUN WALHI

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI merupakan organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia. Sejak 1980 hingga saat ini WALHI aktif mendorong upaya penyelamatan lingkungan hidup.

WALHI akan semakin kritis terhadap kebijakan terkait lingkungan, dengan melihat tantangan kedepan ia menghaturkan doa agar hal positif akan dapat ditorehkan WALHI di tahun-tahun mendatang.

Selain memberikan sambutan 42 tahun WALHI, Menteri LHK juga meresmikan Akademi Ekologi WALHI hari ini. Deklarasi orang muda menjadi awal komitmen Akademi Ekologi WALHI sebagai pusat pengetahuan keadilan ekologis.

Kehadiran civil society atau NGO cukup berperan dan memberi pengaruh positif, baik sebagai sumber informasi, maupun advokasi kebijakan publik. Begitu juga dalam upaya bersama mengawal perbaikan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya hutan secara berkeadilan.

“Dalam hal ini, WALHI dan beberapa civil society telah banyak beperan,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat menghadiri acara puncak 42 tahun WALHI sekaligus peluncuran Akademi Ekologi WALHI yang digelar di Training Center WALHI, di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (15/10/2022).

Kehadiran NGO juga erat kaitannya dengan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Agar peran masyarakat semakin kuat, maka diperlukan pembudayaan lingkungan melalui pendidikan lingkungan atau ekologi berbasis masyarakat.

“WALHI sudah pada jalur strategi pembudayaan lingkungan tersebut. Sebagai sebuah NGO, menjadi luar biasa ketika peduli terhadap pentingnya keberadaan Training Center. Ini menunjukkan bahwa WALHI tidak tampil sebagai NGO yang sekedar berbeda pandangan dengan Pemerintah, atau bahkan menentang kebijakan Pemerintah,” ujar Menteri Siti.

Baca juga :  Walikota Bogor Sambut Jamaah Haji Kloter 36

Training Center WALHI dapat menjadi contoh sebuah lembaga yang mengedepankan aspek pengetahuan, beserta keahlian/ keterampilan mengelola lingkungan. Training Center WALHI juga berperan penting dalam mengambil peran menciptakan green jobs di berbagai sektor dan lini pembangunan.

Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi menyampaikan WALHI tengah menyiapkan Akademi Ekologi di 28 provinsi, yang menjadi tempat belajar dan praktikum ilmu pengetahuan alam dan pendidikan lingkungan, khususnya bagi generasi muda.

“Mereka, generasi muda kita, yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karena itu, kita awali langkah mereka dengan perspektif ekologi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Zenzi menyatakan penyelamatan lingkungan perlu menjadi gerakan sosial dan moral. Karena lingkungan yang baik dan sehat itu, hak sekaligus kewajiban kita semua untuk mengupayakannya.

Di peringatan 42 tahun ini, WALHI mengambil tagline “Rumah Gerakan Rakyat untuk Keadilan Ekologis”. WALHI menegaskan posisi sebagai wadah atau rumah yang mengkonsolidasikan dan menghimpun kekuatan gerakan rakyat dalam mewujudkan keadilan ekologis.

Ketua Dewan Nasional WALHI, Raynaldo G Sembiring mengatakan WALHI terus bergerak dinamis dan kontekstual dengan tetap berpegang teguh pada prinsip perjuangannya. Menurutnya, WALHI memasuki fase yang berbeda dari sebelumnya. Dengan kondisi belum sepenuhnya lepas dari pandemi dan ancaman resesi, segenap komponen WALHI dituntut harus tetap bekerja melestarikan lingkungan dengan pola-pola adaptif.

Baca juga :  Milangkala WALHI Ke-33

“Ada tiga cara untuk kita terus bekerja bersama untuk wilayah kelola rakyat, yaitu konsolidasi pengetahuan, kaderisasi, dan konsolidasi jaringan,” katanya.

Siaran Pers Nomor: SP. 280/HUMAS/PPIP/HMS.3/10/2022 Jakarta, KLHK, 15 Oktober 2022, Penanggung jawab Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK, Nunu Anugrah. Website www.menlhk.go.id www.ppid.menlhk.go.id

Pada 15 Oktober 2022 merupakan 42 tahun WALHI berdiri, dalam sejarah berdirinya diawali pada 1978 oleh Kelompok Sepuluh sebagai cikal bakal terbentuknya organisasi lingkungan ini. pada Kamis malam 15 Oktober 1980 silam, di Gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia Jakarta, nama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia resmi dikumandangkan.

Bermula dari diskusi para Menteri era kepemimpinan Suharto, yang dilakukan di lantai 13 Balaikota, Kantor Gubernur DKI Jakarta pada 1978, tercetuslah sebuah Kelompok Sepuluh yang terdiri dari beberapa NGO, yang berikrar untuk mendedikasikan diri membantu pemerintah di bidang Lingkungan Hidup.

Berjalannya waktu di pertengahan 1980, Kelompok Sepuluh yang semakin eksis menangani permasalahan pencemaran lingkungan di Indonesia, kemudian mencetus Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup pertama, untuk melakukan sosialisasi lingkungan kepada ratusan lembaga.

Pertemuan Nasional pun akhirnya terlaksana dengan dukungan WWF, yang kala itu diketuai Sri Sultan Hamengkubuwono IX, serta beberapa Metri orde baru, dengan dana hasil urungan sebesar Rp10 juta.

Baca juga :  Pengelola Wisata Alam Wajib Patuhi Kaidah Konservasi

Dalam pertemuan akbar itu muncullah ide untuk mewadahi lembaga yang konsen dalam bidang lingkungan. Namun apa yang tercetus awalnya tak semulus yang dikira, sebab banyak kecurigaan bahwa organisasi gabungan itu kelak akan dimobilisasi oleh Pemerintah.

Akan tetapi meski berlangsung alot, pada akhirnya seluruh peserta dalam Pertemuan Nasional itu sepakat untuk bergabung dalam satu wadah, dengan nama yang diucapkan oleh salah satu Panitia bernama Erna Witoelar, yakni Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.

WALHI akan semakin kritis terhadap kebijakan terkait lingkungan, dengan melihat tantangan kedepan ia menghaturkan doa agar hal positif akan dapat ditorehkan WALHI di tahun-tahun mendatang. (*/red)

Artikel Terkait :

Baca Artikel Aslinya