Lintas Daerah
  • Home
  • Berita
  • Investasi Usaha
    • Syariah
    • Bisnis Digital
  • Sejarah Budaya
  • Wisata
    • Kuliner
  • Serba Serbi

Lintas Daerah

  • Home
  • Berita
  • Investasi Usaha
    • Syariah
    • Bisnis Digital
  • Sejarah Budaya
  • Wisata
    • Kuliner
  • Serba Serbi

340 Kasus HIV Aids Di Kabupaten Bogor Tahun 2019

BERITA BOGOR –  Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat berkomitmen melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Serta penguatan peran dari seluruh pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat, termasuk penguatan peran dari Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Kesehatan.

Jabar berkomitmen akan mengakhiri epidemi atau zero HIV/AIDS pada 2030, (Wakil Gubernur Jawa Barat – 24/6/2019)

340 Kasus HIV Aids Di Kabupaten Bogor Tahun 2019 225

340 Kasus HIV Aids Di Kabupaten Bogor Tahun 2019 225

dr.Intan Wijayanti, Kasie Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Bogor, mengungkapkan bahwa telah terjadi peningkatan kasus HIV/Aids pada 2018 ada 315 kasus dan pada 2019 menjadi ada 340 kasus. Hal ini berdasarkan hasil screening dari 101 Puskesmas di Kabupaten Bogor dan aktifis dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). “Tak hanya itu, sebanyak 4 Rumah Sakit Umum Daerah juga sudah memberikan tatalaksana penyakit HIV,” katanya. 

Baca Juga :  Bupati Bogor Lantik 57 Pejabat Eselon III

Baca juga :  Kaum Lansia Senam Sehat Di Hari Kartini

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan sinergi dan kolaborasi perlu dibangun melalui berbagai sumber daya, mulai dari pendanaan, Sumber Daya Manusia (SDM), sampai logistik seperti obat-obatan. Salah satu upaya yang tengah dilakukan Dinas Kesehatan adalah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Caranya, melalui pemberian pendidikan perubahan perilaku atau disebut IPP (Intervensi Perubahan Perilaku). IPP adalah upaya untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap seks agar bisa mempraktikkan secara aman. 

Menurutnya, peningkatan ini, bisa terjadi karena kurangnya sosialiasi atau terputusnya rantai kegiatan sosialisasi. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh masih tabunya orang Indonesia dalam membicarakan kekurangan pasangan kepada pasangannya sebelum menikah. Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri atau melapor juga penting dalam mencegah dan mengatasi HIV/AIDS. Apalagi saat ini, baik pemerintah pusat, provinsi, ataupun kabupaten/kota sudah mulai membuka klinik VCT. Klinik VCT (Voluntary Counselling and Testing) bisa diartikan sebagai tempat konseling dan tes HIV sukarela (KTS).  *par/als

Baca Artikel Aslinya

Baca Juga :  Waspada Banjir, Pemerintah Siagakan Petugas 24 Jam

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)

Terkait

Baca juga :

Bank BJB Perketat Protokol Cegah COVID19

KPK Tahan Menpora Imam Nahrawi

Wali Kota Datang Ke Pasar Wisma Asri Memberikan...

Pembangunan Hunian Tetap Cigudeg dan Sukajaya Belum Rampung...

PT Brahma Adhiwidia Minta Gedung Lumina Tower Disegel

DATA HARGA PASAR KOMODITAS TANAMAN PANGAN MINGGU KEDUA...

Popular Posts

  • 1

    Mengenal Lebih Dekat NEM (XEM), “Blockchain Aset Cerdas”

  • 2

    SYEKH QURO KARAWANG

  • 3

    5 Mata Uang Kripto Terbaik Berdasarkan Market Cap

  • 4

    Budidaya Pohon Kurma

  • 5

    Bagaimana Cara Menjadi Kaya dari Cryptocurrency Baru?

  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube

@2019 - LintasDaerah. All Right Reserved.